John Kerry dan PKS

Apa hubungan mantan capres Partai Demokrat John Kerry, yang dikalahkan oleh George W Bush pada pilpres yang baru saja usai di negeri pamam sam itu dengan PKS. Kerry sudah hampir pasti tidak mengenal apa itu PKS. Sementara PKS-pun tidak pernah kedengaran melobi tim sukses-nya Kerry-Edwards.

Kerry, yang menyaksikan perhitungan suara hasil pilpres setelah memprediksi bahwa peluang kemenangannya sudah hampir tidak ada, langsung nelpon Bush mengucapkan kata selamat kepadanya dengan gentle. Sangat beda jauh dengan apa yang kita saksikan di tanah air.

Lalu unsur apa yang memperlihatkan keidentikan Kerry di negeri pengusung HAM dan sekaligus penginjak-injak HAM itu sendiri dengan PKS di negeri yang wakil rakyatnya saling gontok-gontokan itu?

PKS memenangkan pemilu di DKI Jakarta dan Luar negeri yang mayoritas pemilihnya adalah orang-orang perpendidikan. Hal itu yang menjadikan PKS dijuluki menang pemilu versi rasional. Konstituen-konstituen yang sudah mulai menggunakan pikiran ketimbang taklik buta, emosi kedaerahan dan atas dasar ketokohan dan karisma lebih cendrung memilih PKS dengan track record dan unsur moral yang lebih unggul.

Kerry memenangkan daerah-daerah yang tingkat inteligensi-nya relatif tinggi. Sementara Bush banyak mendulang suara dari daerah yang relatif terbelakang. Pantai barat dari California ke arah Washinton dimenangkan oleh Kerry. Demikian juga di bagian timur seperti Washinton DC dan New York dimenangkan kubu Kerry. Sementara Bush unggul mutlak di daerah tengah seperti Colorado, Kansas dan daerah-daerah sekitarnya. Demikian juga di bagian selatan seperti Texas, Florida juga dimenangkan oleh Bush.

Warga dunia-pun begitu kecewa dengan kemenangan Bush kali ini. Mereka-mereka bukannya pro terhadap Kerry, melainkan karena sudah semakin benci dengan kebijakan bar-bar yang dilakonkan oleh sang Koboy Bush dan konco-konconya. Daily Mirror pada edisi 4 Nopember, menampilkan gambar besar Bush di halaman utamanya, dengan judul utama "How can 59,054,087 people be so DUMB?". Seakan mewakili warga dunia dalam melihat hasil pilpres di satu-satunya negara adidaya itu.

Bukan cuma warga dunia yang tercengang, tidak habis mengerti mengapa hasil pilpres seperti itu. Warga Amerika sendiri banyak yang "dumb", mulutnya kaku menyaksikan kemenangan pencabut nyawa 100 ribuan warga Iraq ini. Di Amerika sendiri, banyak yang marah melihat hasil ini. Michael Moore, sutradara film Fahrenheit 911 yang memang terkenal muak dengan kebijakan Bush ini langsung mencak-mencak tidak percaya akan "kebodohan" sebagian besar warga Amerika dalam memilih presiden-nya.

Masyarakat umumpun banyak tidak mau menerima kemenangan Bush ini. Philip Kruh, seorang warga Ohio, dalam emailnya mengatakan,"I am planning on moving to England before this country completely goes to hell". Dan memang setelah kemenangan Bush, peminat pindah kewarganegaraan ke Kanada naik drastis. Yang lebih ekstrim lagi adalah seseorang yang mengaku bernama Jeff dari San Fransisco mengatakan,"Europe, please invade us. We need a regime change".

Kita memang tidak bisa berharap banyak, seandainya Kerry-pun memenangkan kursi 1 USA itu. Tapi setidaknya kita sudah tau, seberapa besar tingkat ke-manusia-an seorang presiden yang bernama Bush. Menyuplai senjata canggihnya ke Israel untuk membunuhi anak-anak, orang tua, wanita-wanita Palestina. Menghancurkan manusia dan kemanusiaan di Afganistan, Iraq dengan dalih terorisme. Lalu setelah Iraq sudah 100% dalam caplokannya, resistant sudah pada menyerah, maka giliran Iran yang akan menunggu nasib yang sama. Sementara kita hanya bisa menyaksikan, dengan hati yang sedih tanpa bisa berbuat apa-apa. Karena yang lebih baik tidak selamanya akan keluar sebagai pemenang dalam sebuah pertarungan.(AF, Yokohama)

HermanLaja.COM