Nusantara......
Entah dosa apa lagi yang kau ingkari
Entah salah apa lagi yang kau pungkiri
Sehingga derita semakin ganas
Melibas satu demi satu puing tersisa.
Tidak cukupkah
Jeritan kepedihan hidup yang tiada henti
Desah tak bertenaga sang bocah kelaparan
Dari sebuah lorong kemiskinan
Pemiskinan sang kerabat, darah daging sendiri
Terowongan penderitaan tiada berujung
Sehingga kami....
Hanya bisa terkapar lunglai.....
Menatap gelapnya panorama kehidupan
Mati dalam aksi
Mati dalam cita
Mati dalam rasa
Melebur dalam pasrah
Itulah kami
Yang hati semakin mengelam
Yang moral semakin membinatang
Yang ulah semakin liar
Yang berbaring dalam lingkungan dosa dan kedurhakaan
Tiada sepotong kata pembantahan
Terhadap nestapa yang menggerogoti raga
Kecuali menanti ajal menjemput
Dalam kecemasan,
Dalam bayang-bayang penantian.....
Besok entah apa lagi.
(AF' Jakarta, 30 May 2006)