Dalam sebuah tulisan versi bahasa Jepang, saya pernah mengomentari masalah ulang tahun 2 orang rekan kerja. Ada ungkapan saya yang berbunyi, "Toshi ga susumu ni tsure, shi ni chikazuku to issho". Dalam bahasa Indonesia, kalimat ini bisa diartikan, "Pertambahan usia identik dengan semakin dekatnya sang jiwa ke gerbang kematian".
Ungkapan kata-kata tersebut sama sekali jauh dari maksud-maksud negatif terutama kepada rekan yang berulang tahun tersebut. Hanyalah ungkapan "peringatan" buat diri sendiri yang memang dari segi usia, tidak lagi tergolong muda. Sekedar mengingatkan diri untuk berkaca, apa yang sudah diperbuat selama ini, dan apa yang mau diperbuat untuk mengisi sisa jatah hidup yang masih tersisa. Walau kita tau, tiada seekor mahluk-pun yang bisa memprediksi, kapan akan kembali ke asal kehidupan itu sendiri. Kapan raga harus pasrah menyerahkan sang nyawa yang menemaninya selama ini untuk diseret menghadap kepada Sang Khalik.
Ini bermakna bahwa dalam perjalanan hembusan napas setiap makhluk hidup, akan ada yang namanya klimaks, yang manakala batas itu sudah terlalui, terbentang rel kehidupan yang menurun... yang seterusnya kembali kepada sesuatu yang tidak ada. Bagi semua yang hidup tidak ada istilah akan berkembang terus. Sekali lagi tetap akan kembali ke asalnya. Kekekalan adalah sesuatu yang mustahil. Karena memang demikianlah kodrat alam menuturkan. Akan tetapi hukum alam seperti di atas ternyata tidak selamanya berlaku buat sesuatu yang tiada bernyawa.
Tanggal 25 Agustus lalu, Linux sebuah Sistem Operasi "gratisan", ternyata berulang tahun untuk yang ke 15. Artinya sejak Linus Benedict Torvalds mulai mengumumkan kepada dunia tentang sistem operasi terbaru besutannya itu, sang waktu sudah berjalan 15 tahun.
Linus Torvalds, anak muda jenius berkebangsaan Finlandia itu ternyata mengabdikan keahliannya tanpa mengharapkan return dari segi materi. Dan dengan segala kerendahan hati, beliau menghimbau kepada dunia agar mau mengajukan saran membangun untuk perbaikan OS hasil kreasinya itu, seperti terungkap dari emailnya pada pengumuman peluncuran Linux versi pertama tersebut.
"Hello everybody out there using minix -
I'm doing a (free) operating system (just a hobby, won't be big and professional like gnu) for 386(486) AT clones. This has been brewing since April, and is starting to get ready. I'd like any feedback on things people like/dislike in minix, as my OS resembs it somewhat (same physical layout of the file-system (due to practical reasons) among other things)...."
Dan benar, bahwa dengan adanya linux bisa memacu perkembangan apa yang namanya "open source". Sehingga bila kata-kata "open source" itu terucapkan, seakan mind kita digiring kepada image sebuah sistem operasi yang bernama linux tersebut. Dan karena siapa saja diundang untuk ikut andil dalam pengembangan software-software berbasis open source, perkembangannya makin hari semakin menakjubkan. Dan tidak berlebihan bila kita menganggap bahwa Linus Torvalds lah yang berada dibalik itu semua.
Kini Linux dalam usianya yang sudah memasuki 15 tahun, sudah semakin berkembang. Digunakan sebagai sistem operasi perangkat PC, maupun sebagai OS di sebuah embedded system. Pemakaiannya makin hari makin meluas. Dan hampir pasti "barang" yang satu ini tidak akan mengalami apa yang namanya "mati". Karena memang bukan berupa makhluk hidup yang "mesti" mengikuti ketentuan sang Pencipta, "harus kembali ke asalnya".
Terakhir, saya hanya mau mengucapkan, "Linux..., selamat ulang tahun, moga wajah-wajah ceria di seluruh penjuru dunia semakin bertambah dengan semakin meluasnya perkembanganmu". Dan yang terpenting, mengingatkan diri ini kembali bahwa ternyata UANG bukanlah segala-galanya. (AF, 26 Agustus 2006)