Kaos AnginG Mammiri mulai mendarat di Ibukota. :P
(Sekali lagi, bukan Angin Mammiri yah, tp AnginG Mammiri, by kritikus)
Farhan yang lagi siap-siap pergi ke sekolahan, mo latihan manasik haji, aku bajak, paksa jadi model dadakan. Hehehe.......
Digiring ke kamar, dan 'iming-iming' uang jajan, berhasil aku pasang jadi boneka.
Karena merasa kurang cukup hanya dengan 1 gbr, aku ambil lagi gbr yang kedua.
Pengennya ngejepret punggung, nodong lagi, dengan sandera uang jajan gak akan cair. :)
Tapi sang korban gak rela difoto dari belakang. Dah maksa pengen ngacir. Iming-iming tambahan uang jajan dah gak mempan. Jadinya, asal jadi. :)
Demikianlah adegan pemaksaan jadi model dadakan. Ternyata sang model, lebih berminat cepat-cepat latihan manasik haji, dp nandingin model AM yang di Makassar.
Yang jelas..., gak ada koq pemaksaan pake golok. Semua suka sama suka koq. Jadi, gak usah khawatir, aku masuk koran lampu merah besok. Eh..., salah pos kota maksudnya, dengan judul "Kecanduan Blog, Putra Sendiri Dianiaya" :P
Kan gak berhasil tuh ngambil gambar dari belakang. Dp gak ada sama sekali, aku 'berhasil' ngambil gbr ini. Istilah kata, gak ada rotan, akar pun jadi. Hihihi.....
Adegan2 tadi kan istilahnya ada unsur pemaksaan. Nah..., kalo asli yang dia pengenin, gak dipancing pun, bisa bergaya.
Coba aja dibandingin, sesuatu yang dikerjakan itu masuk dihati atau karena terpaksa. Beda kan? (af 24 Maret 2007)