Memotivasi Diri

Dalam tulisan "Berkarya Sebelum Menuntut", saya pernah menceritakan tentang seorang rekan kerja yang ogah-ogahan dalam menjalani rutinitas pekerjaan sehari-harinya. Akibatnya, banyak pihak yang terkena imbas sikap acuh tak acuh beliau. Ketika ditanya kenapa anda bersikap seperti itu, tanpa ada sedikit perasaan bersalah, spontan dijawab, "Reward yang saya dapatkan dari pekerjaan tidak sesuai dengan beban kerja, akibatnya motivasi kerja jadi rendah".

Saya sempat mikir bahwa motivasi yang muncul setelah puas dengan reward yang didapatkan, bukanlah motivasi yang sesungguhnya. Karena motivasi harusnya justru terdongkrak demi sebuah keinginan, sebuah impian. Kalau memang semangat kerja meningkat setelah mendapatkan reward yang memang sesuai dengan standard pemikirian sendiri yang ada di kepala, itu tak lain adalah sebuah kewajiban, dan bukan motivasi yang sesungguhnya. Motivasi bukanlah sebuah sikap pasif. Motivasi membuahkan gerak yang proaktif.

Sebuah hasil kreasi besar, bukan dihasilkan oleh semangat tinggi karena kewajiban, melainkan buah dari sebuah motivasi tinggi untuk menciptakan sesuatu. Hasil belum kelihatan, tetapi semangat tetap menggebu-gebu memusatkan semua potensi. Semangat kerja karena sebuah keinginan yang berwujud sebagai motivasi. Bukan motivasi muncul karena keinginan terkabulkan. Sekali lagi, motivasi yang muncul setelah adanya hasil, bukanlah motivasi yang sesungguhnya. Dan orang yang hanya bisa bersikap seperti itu sangat kecil kemungkinan untuk bisa maju. Mental seperti ini, tidak jauh beda dengan mental kuli. Yang bisa bekerja setelah dapat perintah yang diiringi oleh iming-iming reward yang menggiurkan. Tidak bisa mengembangkan impian sendiri.

Lalu bagaimana cara memupuk motivasi yang ada dalam diri, memang bukan hal yang muda. Teori bisa bertumpuk, tapi prakteknya memang tidak segampang teorinya. Jim Steffen dalam bukunya, 'Aligned Thinking', memaparkan kiat-kiatnya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan ke diri sendiri.

Apa yang benar-benar Anda inginkan dari pekerjaan?
Pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban spontan, melainkan perenungan yang mendalam ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang. Dari jawaban pertanyaan tersebut, akan membantu anda memperoleh lebih banyak dari apa yang benar-benar diinginkan. Memikirkan apa yang benar-benar diinginkan dari pekerjaan saat ini, akan menuntun kita pada pencarian langkah-langkah positif yang mesti dilakukan demi keinginan tersebut. Hal itu yang akan membantu anda tetap terfokus dan termotivasi. Dan dengan itu pula, pekerjaan anda akan terasa lebih bermakna. Bayangkan bila anda tidak punya jawaban dari pertanyaan tersebut! Artinya, anda tidak punya keinginan dalam pekerjaannya. Hidup anda akan pasif, terombang-ambing tanpa haluan. Jangan haraf akan ada motivasi kuat yang muncul bila tanpa mengetahui apa keinginan sendiri.

Siapa orang-orang yang penting bagi Anda, dan apa yang ingin anda berikan kepada mereka dari pekerjaan Anda?
Seringkali keinginan kita berkaitan langsung dengan setiap individu dan orang-orang yang paling dekat dengan kita. Oleh karena itu, keinginan pun banyakan menyangkut keinginan kelompok kecil bersama individu yang paling dekat dengan kita. Individu-individu itu bisa berwujud anggota keluarga, atau teman-teman kerja di kantor. Intinya, kalau anda bisa menyelaraskan apa-apa yang 'kelompok' anda inginkan dengan apa yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka setiap hari, akan dapat mengilhami kinerja jadi membaik, motivasi jadi bertambah.

Apa yang akan Anda berikan kepada -orang-orang yang Anda layani- untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan dari pekerjaan?
Orang-orang yang dilayani bisa bersifat internal maupun eksternal. Dan pemenuhan kebutuhan Anda, akan berhubungan langsung dengan mereka. Bagaimanapun, mereka adalah orang-orang yang Anda layani, dan sebuah pelayanan akan berhasil, bila pihak yang dilayani merasa puas. Dan kepuasan mereka yang sebetulnya bisa memotivasi Anda untuk berbuat lebih baik.

Apa yang akan Anda berikan kepada perusahaan tempat kerja Anda untuk mendapatkan apa yang anda inginkan dari pekerjaan?
Kita adalah salah satu individu penopang terbentuknya lingkungan tempat kerja sendiri. Anda bisa berkeinginan, tapi manakala anda tidak memenuhi tuntutan dasar perusahaan tempat anda bekerja, kecil kemungkinan keinginan itu bisa ditunjang untuk bisa terwujudkan. Bagaimana pun, perusahaan bukanlah panti sosial yang hanya mengucurkan kebaikan kepada Anda. Bagaimana pun Anda berusaha, bila perusahaan tempat anda bekerja tidak sehat, tidak akan mampu memberikan sesuatu untuk mewujudkan keinginan Anda. Oleh karena itu, memang sangat penting juga mengetahui, apa yang bisa Anda berikan ke perusahaan Anda.

Pada prinsifnya, sebuah keinginanlah yang bisa memotivasi kita. Dengan kata lain, sebuah impian jelas merupakan dasar sebuah motivasi. Pada dasarnya, impian itu adalah keinginan pribadi, akan tetapi keinginan pribadi juga dipengaruhi oleh keinginan-keinginan orang-orang yang penting bagi kita, yang kita layani, perusahaan tempat kita bekerja. Jadi sekali lagi, kurang tepat bila ada yang mengklaim, "reward yang didapatkan tidak sesuai, menyebabkan tidak adanya motivasi". (af@jkt 19 Maret 2007)

HermanLaja.COM