Indofood, Lepas Tanggungjawab?

Dah lebih dari seminggu saya bener-bener sibuk. Sampai koran yang rutin aku baca tiap hari, hampir gak pernah tersentuh. Server di kantor bermasalah, HDD-nya rusak, datanya kemungkinan tidak bisa terselamatkan. Bener-bener bikin pusing. Kesibukan lain pun sebetulnya banyak.

Internet ikut tulalit. Sudah tidak terhitung saya komplain ke menyedia jasa akses internetnya. Hanya tanggapannya biasa-biasa saja. Malah tatkala kita butuh banget, tanpa ba bi bu..., gak bisa nyambung. Penanggung jawab dihubungi, tidak nyambung. Akibatnya di samping sibuk, kerugian besar tak bisa lagi terelakkan.

Kalau komplain, sama sekali tidak terlihat rasa tanggung jawab. Padahal saya selalu ngomong, tujuan saya bukan untuk menyalahkan melainkan untuk mencari solusi. Tapi sepertinya gak sampai masuk ke hati mereka. "Ini tanggung jawab", kataku dengan nada tinggi. "Bukan tanggung jawab secara perorangan, tapi tanggung jawab bisnis". Tapi yang dihadapi tetap diam tidak bisa berbuat apa-apa. Giliran mau ganti provider, bekerja sama dengan gedung keliatan mempersulit.

Sudah beberapa kali saya menghadapi mitra bisnis di sini. Dan memang banyak yang menggampangkan masalah. Banyak yang merasa masa bodo dengan urusan orang lain. Tidak terlihat rasa tanggung jawab. Memang bisnis saya baru bertaraf kacangan, kelas warung gerobak pinggir jalan. Tapi justru banyak terperanjat melihat banyaknya bisnis besar yang kelihatan sangat menyepelekan rasa tangggung jawab. Saya hanya bisa mengurut dada. Sesuram inikah iklim yang ada?

Tadi pagi saya mendapat informasi dari teman. Hampir terjebak dalam sebuah penipuan berkedok undian berhadiah. Dan yang ini sungguh sangat membuat hati ini miris, melibatkan perusahaan Guede...., Indofood tbk. Kacau...!

Konon sebuah kupon berhadiah ada di dalam kemasan indomie-nya. Dalam plastik indomie-nya Indofood. Kupon itu memuat lengkap nomor akta notaris dan nomor Surat izin Depsos-nya segala. Termasuk informasi yang dihubungi. Dan ujung-ujungnya hanyalah penipuan. Untung sang teman tidak gegabah men-transfer uang yang diminta dengan iming-iming hadiah mobil Avanza.

Yang membuat nalar ini bertanya-tanya, tatkala sang teman menghubungi humas PT. INDOFOOD, hanya dijawab dengan santainya, "Di produk manapun hal seperti itu ada". Jadi intinya, pihak Indofood mengakui itu hal yang wajar. Lalu...., yang gak wajar apa yah? demikian aku bertanya-tanya dalam hatiku. Seperti kata teman tersebut dalam blognya, "Bagaimana kalau malah racun yang dimasukin ke kemasan indomie produk PT. INDOFOOD?" Semua memungkinkan kalau hal seperti ini masih dianggap wajar.

Bisa dibayangkan, ini kupon ada dalam kemasan plastik-nya. Artinya, kemungkinan keterlibatan orang-orang Indofood walau itu secara individu itu sangat besar.

Kalau memang seperti itu, sungguh menakutkan. Perusahaan sebesar dan se-bonafid PT. INDOFOOD aja masih seperti itu, gimana yang lain? Apalagi product-nya ini adalah jenis makanan. Ternyata slogan, "The Symbol of Quality Food" tetap tidak menjamin adanya tanggungjawab. Ternyata, tindakan lepas tanggungjawab bukan cuma milik perusahaan kecil. (@ef, 09 Mei 2007)

HermanLaja.COM