Secuil Penghibur Hati


Kala terlelap
Raga meronta perih
Air mata mencoba meraih asa
Yg tersisa pilu mencengkram harapan

Kuberlari ke depan
Tertubruk tembok keangkuhan
Kesombongan
Tipu muslihat
Penghianatan
Berbaur, menyatu dalam dudukku

Kumenoleh ke kiri
Ranjau-ranjau kesirikan terpampang megah
Menyapa sinis
Bungkamkan kelopak mata
Mengajak bermimpi tanpa makna

Diatas ada mentari
Menghanguskan otak jadi arang
Panas
Terik
Menusuk sukma

Di ruang hampa
Ada degalan penawar duka
Olokan diri pun jadi nikmat
Entah sampai kapan...

(DM, 2008022)

HermanLaja.COM