Menghargai Hasil Kerja

Tatkala sebuah proyek atau kegiatan sudah usai, evaluasi sangat diperlukan. Tentu tujuannya untuk perbaikan ke depan, dan bukan untuk mencari siapa yang salah. Seperti dalam tulisan kami , "Memperbaiki Kinerja", salah satu kesalahan seorang atasan adalah kecenderungan menyalahkan.

Aksi menyalahkan memang cara yang paling gampang. Bahkan penonton sepak bola pun yang notebene tidak mengerti cara menendang bola yang benar pun sangat pintar untuk menyalahkan seorang pemain yang tengah bermain di lapangan. Tapi bukan cuman sebatas itu, Lembaga sebesar DPR-pun, dengan gampang menyalahkan KY dalam masalah pemilihan hakim agung beberapa hari yang lalu. Atau pemandangan 'lucu' lain akhir-akhir ini dimana Departemen Kehutanan saling menyalahkan dengan Kepolisian terkait praktek pembalakan liar.

"Seandainya kamu bertindak begini, masalah itu tidak akan terjadi". Kalimat ini sering muncul dalam sebuah acara evaluasi terhadap sebuah kegiatan atau sebuah proyek. Sebetulnya, tidaklah terlalu masalah kalau unsur kesalahannya tidak terlalu ditonjolkan, apalagi di depan umum. Penekanan kesalahan kadang lebih berujung pada efek yang mengarah ke negatif. Bagaimana pun, mereka telah bekerja dengan baik. Dan tentu tidak ada manusia seorang pun yang luput dari kesalahan. Beri mereka penghargaan. Bukankah tidak ada seorang manusiapun yang anti terhadap sebuah penghargaan?

Mendapat penghargaan atas prestasi kerja, akan memberikan kepuasan bathin, yang bisa membuahkan pengaruh positif untuk bisa berbuat yang lebih baik di masa-masa berikutnya. Dan salah satu unsur penting menghargai prestasi kerja menurut Michael Leboeuf dalam bukunya, "The Greatest Management Principle in the World" adalah berupa wujud pengakuan. Dan pengakuan itu, bisa berupa ucapan terima kasih yang dilontarkan terutama di depan publik. Sebaliknya, ketidak perhatian pada hasil kerja bawahan akan memunculkan pertanyaan dalam benak yang bersangkutan, "Apa artinya kerja mati-matian jika tidak ada seorangpun yang memperhatikan, dan prestasinya tidak memberikan perbedaan apapun".

Rosabeth Moss Kanter, seorang konsultan manajemen mengatakan bahwa pengakuan memiliki bermacam-macam fungsi yang melebihi sekedar kebaikan manusia. Bagi bawahan, pengakuan merupakan penegasan bahwa ada orang lain yang memperhatikan dan peduli pada mereka. Kanter menawarkan beberapa pedoman umum agar pengakuan bisa mengenai sasaran:

Tekankan Keberhasilan
Seperti sudah diungkap di atas, tekankanlah keberhasilan daripada kegagalan. Dan jangan sebaliknya, karena peluang kehilangan sisi positif akan makin besar jika terlalu sibuk mencari segi negatif.

Terbuka
Sampaikan penghargaan dan pengakuan secara terbuka dan diketahui orang banyak. Karena sebuah pengakuan akan kehilangan pengaruh dan menyia-nyiakan banyak tujuan yang bisa dicapai jika tidak dilakukan di depan publik. Yang salah satunya adalah memberikan motivasi juga kepada yang mendengarnya.

Secara Pribadi dan Jujur
Sampaikan pengakuan itu secara pribadi dan jujur. Karena pengakuan yang berlebih-lebihan atau terlalu dibuat-buat cenderung kedengaran omong kosong, hampa makna.

Sesuaikan dengan Kebutuhan
Sampaikan kebutuhan sesuai kebutuhan khusus orang-orang yang terlibat. Dengan memiliki banyak cara menyampaikan penghargaan dan pengakuan, memungkinkan manajemen mengucapkan rasa terima kasih dengan cara yang tepat pada situasi-situasi khusus, yang dipilih secara tepat dari semua kemungkinan yang ada.

Timing yang Tepat
Waktu penyampaian merupakan masalah yang sangat penting. Begitu ada prestasi, cepatlah beri penghargaan. Penundaan akan mengurangi daya pengaruh penghargaan.

Tidak Berbelit-belit
Nyatakan pengakuan itu dengan jelas, tidak berbelit-belit, dan tekankan hubungan prestasi dengan penghargaan. Dan yang pasti, mereka harus memahami betul mengapa penghargaan tersebut diserahkan, dan kriteria apa yang digunakan untuk menentukan.

Kenali Pengakuan Tersebut
Intinya, kenali mereka yang menghargai orang lain atas prestasi terbaik pada perusahaan. Karena dengan itu, anda akan semakin mendapatkan informasi lebih jelas, jenis prestasi yang dilakukan yang bersangkutan. Hal ini juga akan memicu penyampaian pengakuan yang jujur dan tidak berlebihan.

Dalam masyarakat kita, masih sering terlihat, prestasi bawahan justru dicaplok oleh sang atasan secara berlebihan. Memang prestasi bawahan adalah prestasi atasan juga, namun biarkanlah orang lain yang menilai tentang hal ini. Tidaklah seharusnya terlalu berusaha menonjolkan diri secara berlebihan atas sebuah hasil kerja bawahan. Apalagi sampai melupakan sang bawahan yang telah bekerja tersebut. Kalau perlu, angkat mereka di muka publik, karena mengangkat mereka juga secara tak langsung mengangkat diri anda sendiri, disamping wujud rasa terima kasih atas hasil kerja yang bersangkutan. (@ef, 20070805)

HermanLaja.COM