Nama lengkapnya Tiza Asterina Dewi. Namun di kalangan warga AngingMammiri.org biasa memanggilnya Teeza(baca: Tiza). Gadis Sunda bertubuh sedikit subur ini sudah lama aktif di Komunitas Blogger Makassar. Bahkan bersama Rara dan beberapa teman lain, beliau bisa dibilang salah seorang pendiri Komunitas Blogger Makassar yang lebih keren disebut AM, singkatan Anging Mammiri.
Menurut penuturan beliau dalam sebuah acara yang bertajuk Blog: the Voice of Freedom, sebuah acara Talk show tentang dalam rangka memperingati hari jadi Komunitas Blogger Makassar yang pertama, karena tugas kantor, beliau datang seorang diri ke Makassar beberapa tahun yang lalu. Dan orang yang pertama bisa dirangkul sebagai teman adalah anak-anak Blogger termasuk Rara, Ketua Komunitas Blogger Makassar saat ini. Jauh dari keluarga, secara otomatis, kehadiran seorang temanlah yang menjadi tumpuan berbagi uneg-uneg masalah kehidupan sehari-hari. "Saya sangat terbantu dengan keberadaan anak-anak blogger ini", ujarnya.
Saya terkagum-kagum dengan keuletan dan kerja kerasnya. Pemandangan itu pertama kali saya saksikan, tatkala AM mengadakan acara Bincang IT dan Blog "Blog For Life" tahun silam. Persiapan acara yang menyita waktu dan tentu tenaga yang tidak sedikit, membuat panitia dengan sukarela harus super sibuk terutama satu dua hari menjelang acara digelar.
Sekitar jam 10 malam, penataan ruangan yang dikeroyok secara bersama-sama baru bisa rampung. Belasan panitia berkumpul beristirahat sebentar sambil makan minum seadanya. Sementara asyik berbincang-bincang, saya sempat menoleh ke kiri, ternyata di ujung meja sana Teeza dibantu beberapa rekan, masih serius mengutak-atik laptopnya mempersiapkan beberapa dokumen persiapan acara yang belum kelar. Sayup-sayup terdengar ucapannya, "Pokoknya harus kelar dulu".
Dalam acara the Voice of Freedom pun, Teeza ikut terlibat aktif. Omongannya sedikit, namun dari semangatnya ikut andil demi terlaksananya acara dengan baik, seakan-akan berucap, "Yang saya tau, saya harus berkontribusi, titik". Seperti yang sudah sedikit diungkit di atas, beliau memang salah seorang penggagas Komunitas Blogger Makassar. Benar-benar membuat saya salut.
Beberapa hari setelah pelaksanaan the Voice of Freedom, Teeza pindah tempat tugas ke Jakarta. Oleh karena itu, tatkala Daeng Nuntung menyampaikan rencananya mampir di Jakarta sebelum meneruskan perjalanan ke Banda Aceh, ada ide untuk melakukan acara kumpul-kumpul alias kopdar. Bersilaturrahim dengan Daeng Nuntung, sekaligus 'menyambut' Teeza, anggota AM yang pindah tugas ke Jakarta itu. Rencana itu sudah dipublikasikan ke milis AM, jauh-jauh hari sebelumnya, namun tanggapan dari Teeza tidak kunjung datang. Sampai akhirnya acara digelar tanpa Teeza.
Tadi malam, tatkala saya online dengan YM, kebetulan Teeza pun kelihatan lagi online. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Langsung saya sapa dengan logat Makassar. Iyah...dengan logat Makassar karena secara pribadi saya tidak 'rela' Teeza melupakan ke-Makassar-annya.
"Neng Teeza... Kenapa nda' pernah muncul2 belah?"
"Ntar kita lupaki logat Makassar ta' itu eh", sapaku soq akrab.
Tak lama kemudian, message jawaban dari Teeza pun datang, juga dengan logat Makassar walau kalau mau jujur, pemakaiannya masih berantakan, tidak pada tempatnya. Setidaknya itu menandakan, seorang Teeza bertingkah apa adanya. Juga merupakan salah satu cermin keuletannya. Menurut pengakuannya beliau memang sedang sibuk sekali, bahkan sejak sekembalinya dari Makassar, mail dari milis AM-pun belum sempat dia baca.
Bahkan beliau mohon maaf karena keterbatasannya itu. Dan yang pasti, tetap berharap untuk bisa bersilaturrahim dengan warga AM di Jakarta. "Kabarin klo ada kumpul2 AM di Jkt", pesannya. Saya pun sedikit lega dengan pernyataan beliau itu. Setidaknya, saya berpikir bahwa AM tidak boleh kehilangan seorang Teeza, dimanapun dia berada. "Iyah Teeza, insya Allah akan kita kabari", gumanku dalam hati.(AF@Jkt, 12 Januari 2008)
***Gambar ditampilin dari Blognya Teeza